Ciri khas Banyuwangi
Batik Gajah Oleng
Banyuwangi adalah salah satu daerah yang
memproduksi batik dengan gajah uling sebagai ciri khasnya. Gajah uling memang
bentuk dasar batik Banyuwangi. Pada kain batik produksi kota ini, selalu ada
gambar gajah uling. Dari asal katanya, kata itu merupakan gabungan kata dari
gajah, dan uling, yaitu sejenis ular yang hidup di air (semacam belut). Ciri
itu berbentuk seperti tanda tanya, yang secara filosofis merupakan bentuk
belalai gajah dan sekaligus bentuk uling. Di samping unsur utama itu, karakter
batik tersebut juga dikelilingi sejumlah atribut lain. Di antaranya, kupu-kupu,
suluran (semacam tumbuhan laut), dan manggar (bunga pinang atau bunga kelapa).
Dari arti katanya, gajah yang merupakan hewan bertubuh besar, berarti
mahabesar. Sedangkan uling berarti eling, atau ingat. Jadi, gajah uling ini
mengajak kita untuk selalu ingat kepada yang mahabesar, kepada Tuhan.
Macam macam budaya banyuwangi :
1.Ritus Budaya Pangan Kemiren- Banyuwangi
Kemiren adalah sebuah Desa yang
penduduknya adalah orang Using di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi.
Upacara adatnya selalu berkaitan dengan kegiatan pertanian, upacara bersih desa
dan upacara bersih diri. Sebagian besar orang Using desa Kemiren bermata
pencaharian petani. Dalam bercocok tanam, masyarakat Kemiren menggelar tradisi
selamatan sejak menanam benih, saat padi mulai berisi, hingga panen. Saat masa
panen tiba, petani menggunakan ani-ani diiringi tabuhan angklung dan gendang
yang dimainkan di pematang-pematang sawah.Saat menumbuk padi, para perempuan
memainkan tradisi gedhogan, yakni memukul-mukul lesung dan alu sehingga menimbulkan
bunyi yang enak didengar.Menurut kepercayaan orang Using, bahwa kesuburan tanah
dan hasil panen yang berlimpah bersumber pada kesetiaan menghormati roh-roh
nenek moyang. Sebaliknya apabila terjadi sesuatu wabah yang menimpa warga desa,
sesuatu penyakit ataupun kesusahan lain dalam hidup seseorang/keluarga. Semua
itu dianggap sebagai kemarahan roh-roh nenek moyang terhadap perbuatan atau
tingkah laku warga yang kurang sesuai. Oleh sebab itu, masyarakat Using di
Kemiren sering, bankan selalu meminta pertolongan dari roh-roh nenek moyang
dengan cara mengadakan selamatan.
2.Tradisi Arung Kanal di Banyuwangi
Arung kanal adalah salah satu tradisi unik
yang ada di Banyuwangi, tradisi membuat replika kapal laut mulai dari kapal
penumpang hingga replika kapal perang. Berada di Dusun Tanjungrejo, Desa
Kebondalem, Kecamatan Bangorejo disepanjang sungai Pekalen Sampean yang
membelah Kecamatan Bangorejo dan Kecamatan Tegalsari,acara ini digelar setiap 2
tahun sekali. Tradisi ini selalu dinanti oleh penduduk sekitar maupun dari luar
kota Banyuwangi ,antrian panjang dan ramainya penonton yang hadir melihat acara
pawai arung kanal ini di
sepanjang tepi sungai pakelan sampean. Dalam tradisi yang digelar, Minggu (22/6/2014) malam warga berlomba membuat replika kapal. Dengan berkelompok mereka merangkai bambu, kayu, kertas dan bahan lainnya menjadi wujud kapal yang menyerupai aslinya.
sepanjang tepi sungai pakelan sampean. Dalam tradisi yang digelar, Minggu (22/6/2014) malam warga berlomba membuat replika kapal. Dengan berkelompok mereka merangkai bambu, kayu, kertas dan bahan lainnya menjadi wujud kapal yang menyerupai aslinya.
Belasan replika kapal, seperti kapal
perang, phinisi dan beberapa bentuk lainnya berjalan mengarungi hilir sungai
kanal Bangorejo. Hiasan lampu warna warni, berbagai ornamen kapal dan suara
dentuman musik membuat acara ini makin meriah. Suasana makin hidup, para awak
yang juga tim pembuat, menari-nari di atas kapal tiruan tersebut. Menurut
Kepala Desa Kebon Dalem Kecamatan Bangorejo, Ihsan, tradisi arung kanal adalah
acara yang paling ditunggu oleh warga. Tradisi Arung Kanal ini bermula sejak tahun
60-an silam. Awalnya hanya adu balap menggunakan batang pohon pisang, namun
seiring kemajuan zaman berubah menjadi ajang kreativitas merangkai perahu hias.
Sumber :http://banyuwangitourism.com/new/?p=1673
3.Kesenian Kuntulan
Kesenian kuntulan sering disebut dengan
kuntul. Kesenian ini tidak jauh berbeda dengan kesenian bordah, namun jumlah
alat instrument nya lebih banyak. Instrumentnya dilengkapi dengan kendang,
kethuk, jedor, gong dan organ. Namun kuntulan diambil dari petani yang
mengunakan pakaian serba putih seperti burung kuntul. Awalnya, kesenian ini
hanya menggunakan rebana dan jedor, tetapi dalam perkembangannya instrument
ditambah dengan kendang, kethuk dan gong.kreasi ini kemudian disebut dengan
kunduran atau kuntulan dadaran.
dan masih banyak lagi budaya budaya di Banyuwangi bila ingin tahu tinggal klik disini
Makanan
Khas Banyuwangi
1. Sego Tempong
Nasi tempong atau akrab dengan sebutan Sego
tempong adalah makanan khas Banyuwangi berupa kumpulan sayuran yang sudah
direbus seperti bayam, kenikir dan daun kemangi dan lauk tahu, tempe, bakwan
jagung goreng, dan ikan jambal goreng tepung. Nasi ini kemudian disiram dengan
sambal kacang. Ciri khasnya adalah bau kencur yang sangat terasa dari
sambalnya. Namun ada pula yang menggunakan sambal terasi yang juga sangat pedas
2. Sego Cawuk
Sego
cawuk diambil dari bahasa Using, bahasa asli Banyuwangi. Sego artinya nasi
sedangkan cawuk artinya makan menggunakan tangan langsung, tanpa sendok dan
garpu.
Seogo cawuk sendiri biasanya digunakan
sarapan pagi oleh masyarakat Banyuwangi. Sego cawuk sangat mudah dijumpai,
sebab hampir di setiap daerah di Banyuwangi banyak yang berjualan kuliner yang
satu ini
Sumber:http://www.portalkbr.com/lifestyle/kuliner/3180487_4311.html
Sumber:http://www.portalkbr.com/lifestyle/kuliner/3180487_4311.html
3. Pecel Pitik
Tak banyak orang yang tahu dengan makanan
unik ini, namun bagi sebagian besar masyarakat suku Osing di Banyuwangi makanan
tradisional ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan di setiap acara-acara
adat baik itu selamatan bersih desa, hajatan baik itu pernikahan maupun
sunatan, selamatan sawah atau acara resmi lainnya. Inilah kuliner asli suku Osing
yang hingga kini masih mudah dijumpai di daerah komunitas Osing seperti di
Glagah, Kabat, dan Rogojampi
Sumber:http://regional.kompas.com/read/2013/10/20/1908163/.Pecel.Pitik.Tradisi.Bersih.Desa.di.Banyuwangi
Sumber:http://regional.kompas.com/read/2013/10/20/1908163/.Pecel.Pitik.Tradisi.Bersih.Desa.di.Banyuwangi
4. Sambel Lucu
Lucu sendiri adalah tanaman yang secara
fisik mirip dengan tanaman laos. Tumbuh secara berkelompok dan tingginya bisa
mencapai 1 meter, berdaun lebar. Nah, bagi masyarakat suku Using, Banyuwangi,
khususnya Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, lucu diolah menjadi sayur atau
sambal. Biasanya diambil bagian batang atau bunganya.
Sumber:http://sunriseofjava.com/berita-575-mencicipi-sayur-dan-sambal-lucu-kuliner-khas-desa-adat-kemiren.html
Sumber:http://sunriseofjava.com/berita-575-mencicipi-sayur-dan-sambal-lucu-kuliner-khas-desa-adat-kemiren.html
5. Rujak Soto
Rujak Soto adalah masakan khas dari daerah
Banyuwangi,Jawa Timur. Masakan ini merupakan paduan unik antara rujak cingur
dengan soto babat.
Sumber:http://noenkcahyana.blogspot.com/2010/10/rujak-soto-dan-nasi-kalak-masakan-khas.html
Sumber:http://noenkcahyana.blogspot.com/2010/10/rujak-soto-dan-nasi-kalak-masakan-khas.html
dan masih banyak yang lain bila ingin
mengetahui macam-macamnya tinggal klik disini
mantab jiwa menggeloraRantinem
BalasHapus